Tampilkan postingan dengan label Oseania. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oseania. Tampilkan semua postingan

31 Oktober 2012

St Patrick's Day In The Middle of Nowhere



Lake Mahinapua, New Zealand


Lelaki tua dengan rambut putih dan jenggot panjang terurai itu memberikan satu keping kunci kepada kami berenam yang menerima dengan bingung. Old Les namanya. Ia mengelola hostel kecil di sebuah daerah yang bisa dibilang in the middle of nowhere antara Westport dan Franz Josef, New Zealand. Dia meminta kami menjaga baik-baik satu-satunya akses keluar-masuk kamar itu. Kalau di kota atau hostel lain biasanya setiap backpacker membayar harga per kasur per malam dan menerima kunci masing-masing, kali ini tidak. Mau tidak mau enam solo traveler yang terjebak di kamar yang sama harus selalu pergi bersama-sama. Pilihan yang tidak terlalu sulit mengingat tidak ada yang bisa dilakukan di Lake Mahinapua selain ke bar milik Old Les, pantai yang berjarak 2km atau danau yang berjarak lebih dekat. Sisanya, hutan, ladang dan jalan raya antar kota.

21 Oktober 2012

Hot (and Cold) Water Beach



“Take your shovel and headlight with you”

“It’s raining outside, you got your raincoat? Don’t forget your swimsuit”

Marcel dan Marius sibuk mengingatkan saya sebelum kita pergi ke pantai.

11 pm.

Yes, indeed. Hampir tengah malam buta, hujan-hujan, di New Zealand yang dingin pula.



Saya dan teman-teman sedang berada di Hot Water Beach, sebuah area di pantai Timur Coromandel Peninsula, New Zealand.  Lokasi tempat ini sekitar 175 km dari Auckland. Sesuai namanya, pantai ini dinamakan Hot Water Beach karena mata air panas bawah tanah yang mengalir keluar pada saat pasang naik dan pasang surut. Unik karena seperti pantai lainnya di New Zealand, Hot Water Beach ini juga sangat dingin. Lalu dari mana air panas itu berasal? Sekitar 2-3 meter dari batas air pantai terlihat semua orang memegang sekop dan sibuk menggali pasir. Tujuannya bukan untuk membuat istana pasir, tetapi untuk membuat kolam. Ajaibnya, air yang keluar dari dalam pasir bukan merupakan air dingin, melainkan air panas! Hot! And when I said hot, I mean boiling hot. Saya, Marcel, Bettina, Marius dan teman-teman lain dengan semangat 45 menggali kolam besar untuk ‘hot tub’ kami.


Tiada sekop, tanganpun jadi!


5 September 2012

Backpacking New Zealand dengan HopOn - HopOff Bus



New Zealand  - South Island (doc. NonaRansel)

Ketika di New Zealand saya melakukan road trip dari Auckland ke Christchurch  menggunakan backpacker bus dengan sistem Hop On Hop Off, bukannya naik mobil dengan cara ride share seperti ketika road trip dari Perth ke Melbourne. Alasannya bisa dilihat di sini.

Apa Sih Maksudnya?
Ini sebenarnya sebuah konsep yang sudah banyak digunakan di negara-negara maju dimana mereka menawarkan beberapa rute dengan titik perhentian di beberapa kota dengan jangka waktu atau periode tertentu. Untuk backpacker pass biasanya setiap rute valid untuk satu tahun. Di setiap perhentian/kota kita bebas memutuskan untuk tinggal berapa lama di tempat tersebut baik satu-dua hari maupun satu bulan (Hop Off). Jika sudah siap lanjut ke kota berikutnya kita tinggal menelpon call center perusahaan bus tersebut untuk ikut ke bus yang akan lewat di hari yang kita inginkan (Hop On). Untuk New Zealand saya memilih menggunakan Kiwi Experience.

21 Juli 2012

OZ Road Trip – (Part 4) The Adventure!

OZ Road Trip Route - Perth to Melbourne - doc: NonaRansel

Akhirnya road trip Perth-Melbourne jadi juga dilakukan. 
Satu backpacker Jerman, dua backpacker Perancis dan satu backpacker Indonesia mengeksplorasi alam Australia dalam jarak tempuh 4500km selama tiga puluh hari. Ini adalah petualangan terbaik dalam hidup saya. 

Ada banyak kisah luar biasa di sana. Canda, tawa, arti persahabatan, perseteruan, percintaan terangkum dalam satu perjalanan melintasi benua.

Para backpacker di tengah-tengah gurun Nullarbor Plain - doc: NonaRansel
Duduk di tepi kobaran api unggun dan bercerita tentang kisah petualangan masing-masing. Berusaha mendeskripsikan hidup. Suka duka hidup di negara asal. Ada banyak adegan mengharukan tentang persahabatan, percekcokan, dan... romansa! Ha! Karena road trip ini saya bisa move on dengan suksesnya dari mantan saya. Kisah yang selama beberapa tahun terakhir ini membelenggu saya dan membawa ke Australia. Merasakan tertawa kencang penuh suka cita. Melompat dan berteriak dari dermaga. Berjalan tanpa beban. 

Menjalani hidup dan kebebasan yang sesungguhnya.

OZ Road Trip – (Part 3) Road Trip Preparation


Thomas & Aymeric mengatur semua barang dan peralatan road trip - doc: NonaRansel

Satu hingga dua hari sebelum keberangkatan kami berbelanja berbagai macam barang dan bahan yang kira-kira diperlukan selama perjalanan.

Peralatan:
Kompor gas kecil plus tabungnya (dua, karena kita berempat. Kalo satu gak kelar-kelar masaknya)
Cool Box (buat nyimpen sayur, buah, keju –or Wine)
Water Container (Volume 5L, untuk menampung air minum yang bisa di dapat di public toilet sepanjang perjalanan)
Jerigen Bensin dan Air (untuk memasak atau cuci piring)
Camping chair (buat duduk-duduk waktu makan atau santai di pantai)
Peralatan makan 
Untuk container, panci, wajan, pisau dan talenan, kita gak perlu beli lagi karena sudah tersedia di mobil Thomas, hibah dari backpacker sebelumnya.

OZ Road Trip – (Part 2) Travel Partner Wanted!


photo: AFP


Dua minggu. 

Waktu yang saya rasa cukup untuk mengurusi segala macam urusan road trip Perth-Melbourne sekaligus road trip New Zealand saya. Ribet sekali rasanya. Karena timing untuk dua road trip ini harus benar-benar pas sehingga saya mendapatkan apa yang saya mau.

Jadi kurang lebihnya inilah yang saya lakukan selama dua minggu terakhir di bulan Januari 2012:

OZ Road Trip – (Part 1) Rencana Perjalanan




Setelah tiga bulan tinggal di Perth (satu bulan cari kerja plus jalan-jalan, dua bulan kerja banting tulang jadi waitress), saya memutuskan untuk pindah ke Melbourne sekitar akhir Januari 2012 atau awal Feb 2012. Kenapa? Karena pertama, saya sudah suntuk berat dengan suasana kota, pekerjaan dan kehidupan orang-orangnya. Kedua, saya ingin traveling ke New Zealand selama bulan Maret karena April sudah mulai masuk Autumn dan cuaca lebih dingin. Saya juga bisa mendapat harga tiket lebih murah karena jarak Melbourne-Auckland tidak terlalu jauh. Ketiga, kontrak share house saya berakhir awal Februari. Keempat, saya mendengar kabar kalau ex-boss saya di Singapore dulu akan berada di Melbourne pada akhir Feb, bisa sambil discuss future work possibilities. Perfect timing.

16 November 2011

The Black Swan


Cantik ya?


Kalau anda berkunjung ke Australia jangan lupa luangkan waktu anda untuk melihat para angsa hitam alias black swan karena angsa jenis ini hanya terdapat di Australia bagian Southwest, Southeast dan Tasmania. Dulu, mereka pertama kali ditemukan di Western Australia oleh orang-orang Inggris yang langsung terbengong-bengong liat angsa kok warnanya hitam legam. Untung ditemukan oleh orang Inggris ya, coba ditemukan oleh orang Jawa, bisa-bisa dipanggil Cemani.


Di Western Australia sendiri black swan menjadi lambang resmi provinsi. Kalau main-main ke Perth, anda bisa sambil piknik di Southern part of Swan River. Mereka cukup jinak dan sudah terbiasa dengan turis jadi bisa dikasih makan kalau mau. Kalau masih belum beruntung melihat mereka, di dekat Bell Tower Esplanade ada beberapa patung black swans kok kalau mau buat foto-foto, jadi gak rugi-rugi amat gitu udah jauh-jauh :p

14 November 2011

Before I Die

 Before I Die Project (Doc. NonaRansel)

Hari Minggu 13 November 2011 kemarin saya pergi ke Beaufort Street Festival di Beaufort Street, Mount Lawley. Festivalnya biasa aja sebenarnya, mostly food stalls and 8 stages of local bands. Buat saya dan teman Couchsurfing saya dari Perancis, ini kesempatan bagus karena banyak food stalls yang memberikan free sample seperti roti, bermacam-macam jenis keju dan pizza hehe *harap maklum ya, kami backpacker kere yang belum berpenghasilan*. 

Di salah satu area, mata saya tertuju pada tulisan "Before I Die" besar disitu. Ada beberapa papan tulis di dinding dengan aneka tulisan dari kapur warna-warni. Para pengunjung festival bisa mengisi baris kosong yang tertera di papan tulis tersebut sesuai dengan pikiran mereka masing-masing. Dimulai dengan kalimat:
Before I die I want to__________________

13 November 2011

When Commonwealth dan Aborigine Collide

Suasana Gallery - Corner James St & William St, Northbridge (doc.NonaRansel)

Sambil cari-cari kerjaan yang ternyata susah sekali di sini, saya menyumbangkan waktu luang saya untuk volunteer di salah satu art and photography exhibition di daerah city. Walaupun tidak dibayar, pertimbangan saya adalah, well, it's a photography thing dan saya memang suka photography, saya bisa ketemu banyak orang (sukur-sukur ketemu dan bisa belajar sama photographer-nya), lalu saya bisa minta salah satu orang-orang disitu untuk jadi work referee saya.
**Rata-rata perusahaan disini meminta minimal 2 referee lokal untuk dimintai keterangan mengenai performa kerja seseorang. Agak tidak mungkin mereka mau mahal-mahal menelpon former colleague saya di Indonesia atau Singapore**

Asal Muasal
Exhibition ini adalah bagian dari sebuah organisasi bernama Nomad Two Worlds yang diprakarsai oleh Russel James, New York's fashion photographer kelahiran Perth yang menjadi photographer kesayangan Donna Karan dan Victoria Secret. "Two Worlds" disini ide awalnya menggambarkan kehidupan migrant di Australia. Sejak kedatangan Inggris sekitar 200 tahun lalu, pulau besar ini menjadi sarat akan orang-orang dari berbagai negara yang bermigrasi untuk mencari kehidupan baru yang lebih baik. Good for them not good for the Aborigines. Suku Aborigine yang sudah hidup ribuan tahun lebih dulu diperlakukan dengan semena-mena oleh para pendatang (khususnya British government). Rumah dan budaya mereka dihancurkan, bahkan orang-orangnya dibantai. Sebagai bentuk permintaan maaf, pemerintah Australia (yang tetap didominasi oleh British migrant) memberikan segala fasilitas seperti rumah, mobil, pendidikan gratis untuk orang Aborigine.

30 Oktober 2011

God Save The Queen... and The Australian

 Pengamanan dan keramaian Esplanade (doc. NonaRansel)

Rupanya kedatangan saya di Perth termasuk pada saat yang tepat karena tgl 28-29 Oktober 2011 bertepatan dengan Commonwealth Heads of Governement Meeting (CHOGM) dimana lebih dari 50 pemimpin negara-negara Commonwealth bertemu untuk rapat . Hal yang membuat menarik adalah The Queen Elizabeth II dan The Duke of Edinburgh akan datang untuk membuka rapat dan bersedia bertemu dengan masyarakat Australia (belum tentu terjadi di negara lain selain Inggris).

Selama dua hari tersebut akses kendaraan pribadi ke CBD ditutup. Sebagai gantinya pemerintah memberikan kemudahan berupa FREE public transportation baik itu kereta, bis maupun ferry. Panitia CHOGM juga memberikan denah, jadwal serta petunjuk yang jelas tentang kapan dan dimana kita bisa melihat ratu.

24 Oktober 2011

Keragaman Perth


***Disclaimer: Saya membuat peta ini semata-mata agar semua orang bisa mengerti apa yang saya bicarakan. Banyak ngawurnya, sedikit akuratnya. Lima garis tebal adalah jalur kereta. Lingkaran bergaris merah adalah Airport. Klik pada foto untuk memperbesar gambar**

Genap sepuluh hari sudah saya berada di kota ini. Saya telah pindah dari rumah host Couchsurfing saya di Bassendean (titik A) ke "kost-kostan" di Murdoch (titik B) dengan jarak sekitar 28km. Sebenarnya kalau kita mau bicara Perth, yang bener-bener disebut "Perth" itu hanya area CBD-nya saja (area Merah). Kecil, jauh lebih kecil dari area Sudirman-Thamrin. Di luar itu sudah disebut "suburb" atau "town". Kalau menulis alamat surat juga cuma menulis: 
"9 Harlock Close, Murdoch, Western Australia".
Simple. Gak usah pusing pake RT RW. Apalagi nomor gang.


Bapak kost saya di Murdoch adalah kakak dari mantan boss saya di Singapore dulu. Gak ngerti gimana didikan ibunya dulu, tapi itu satu keluarga baiknya luar biasa. Paul -begitu namanya-, telah tinggal di Perth selama 20 tahun setelah sebelumnya sibuk berkeliling dunia karena bekerja sebagai bankir untuk sebuah bank Jerman. Pria cerdas yang masih berotak tajam walaupun hampir berusia 70 tahun ini rela mengantar saya kemana-mana (tanpa diminta lho) agar saya bisa lebih mudah mencari pekerjaan. Paul juga terlihat sangat panik dan khawatir ketika saya beri tau bahwa saya stay di sekitar Bassendean. Sambil mengantar saya keliling kota berceritalah beliau;

20 Oktober 2011

The Beginning of Australian Life

 Salah satu bangunan di Perth CBD

Finally... Arrived in OZ :)

Kota pertama yang saya tuju untuk tinggal adalah Perth. Bagi anda yang sudah mengenal wilayah-wilayah Australia pasti komentarnya: "Kok Perth? kotanya kan ngebosenin, gak ada apa-apa"
Semua bilang begitu.

Semua orang yang pergi ke Australia dengan Work and Holiday Visa punya tujuan dan caranya masing-masing di negara ini. Inilah beberapa alasan yang saya temukan dari teman-teman para Work and Holiday Visa maker:
"Pengen aja ngerasain hidup di luar negeri"
"Gue dulu kuliah disini, kangen sama temen-temen gue, pengen party-party"
"Nyusul cowok gue"
"Visa study gue mau abis nih, tapi gue belom pengen balik"
"Mau cari modal buat buka ruko di Indonesia"
"Mau backpackingan keliling Aussie"
"Niat mau S2, tapi pengen cari-cari kerja dulu"

Dan hampir semua orang yang saya tanya kota apa yang kalian tuju menjawab "Melbourne" dan "Sidney".
Kalau saya?